BKSDA Dinilai Lelet Tangani Konflik Gajah
Hal itu dikarenakan sampai Minggu (7/7/2013), belum ada tim BKSDA yang terjun ke lokasi konflik, dimana sebanyak tiga rumah warga rusak parah akibat amukan gajah liar yang berjumlah 17 ekor tersebut.
Sementara di lokasi pemukiman penduduk, warga hanya dibantu oleh tim dari Conservation Respon Unit (CRU) Mane serta lima ekor gajah jinak.
Amatan AtjehLINK, kawanan gajah sudah mulai digiring tim CRU Mane menuju arah jalan perusahaan dimana awalnya berada tepat di perkebunan masyarakat di belakang Kompi E Jaya Sakti.
Di lokasi masih terlihat Camat Mane, Buchari dan Kapolsek Mane, Ipda Khairil, sebagai koordinator lapangan warga untuk membackup jalur gajah jika menuju perkampungan.
Rusli, warga setempat mengatakan bahwa BKSDA sangat lamban dalam menanggani konflik ini. “Saat rumah dan kebun sudah dirusak, seharusnya mereka langsung turun ke lokasi untuk membantu warga, bukannya menunggu warga lelah dalam melaksanakan tugas yang seharusnya tanggung jawab mereka,” ungkap Rusli.
Penanggung jawab CRU Mane, Hasballah SHut, kepada AtjehLINK, menjelaskan bahwa tim BKSDA kemungkinan akan datang sening (8/7/2013) besok dengan membawa seekor gajah jantannya dari tempat konservasi gajah di Saree, Aceh Besar.
“Gajah dari CRU serta tim akan menginap di hutan perbatasan gampong sampai lima hari bahkan lebih, guna memastikan gajah-gajah liar tersebut menjauh dari gampong,” jelas Hasballah.
Selain penggiringan menggunakan gajah jinak, katanya, tim beserta warga akan menggunakan kembang api untuk membantu penggiringan gajah keluar dari pemukiman warga.
Seperti diberitahukan sebelumnya, sebanyak 17 ekor gajah liar turun ke pemukiman warga dan merusak kebun serta tiga unit rumah di Gampong Turue Cut
Posted by Ridha Putra
on 8:26 AM.
Filed under
atjeh green
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0